Mantan Ibu Negara Korsel Dituntut Penjara Selama 15 Tahun. Jakarta – Jaksa khusus Korea Selatan menuntut hukuman penjara 15 tahun untuk Kim Keon-hee, mantan ibu negara yang merupakan istri dari mantan presiden Yoon Suk-yeol, atas berbagai tuduhan korupsi dan manipulasi saham. Permintaan tuntutan ini disampaikan pada sidang akhir di Pengadilan Distrik Pusat Seoul, Rabu (3/12/2025), tepat satu tahun setelah Yoon mendeklarasikan darurat militer yang gagal. Selain penjara, jaksa juga minta denda 2 miliar won (sekitar Rp 23 miliar) dan penyitaan aset senilai 811,4 juta won dari keuntungan ilegal Kim. Kasus ini jadi sorotan nasional, karena ini pertama kalinya mantan presiden dan istrinya ditahan bersamaan. Kim, yang ditahan sejak Agustus 2025, mengaku tidak bersalah tapi minta maaf atas “kesalahan” yang disebabkan. INFO CASINO
Tuduhan Utama dan Bukti yang Disajikan: Mantan Ibu Negara Korsel Dituntut Penjara Selama 15 Tahun
Jaksa khusus Min Joong-ki menyoroti tiga tuduhan pokok: manipulasi saham Deutsch Motors (dealer BMW di Korea), pelanggaran undang-undang dana politik, dan penerimaan suap dari Gereja Unifikasi. Manipulasi saham terjadi antara 2009-2012, di mana Kim diduga bekerja sama dengan mantan kepala Deutsch Motors untuk naikkan harga saham pakai 157 akun saham di bawah 91 nama. Keuntungan ilegal mencapai 810 juta won, yang jaksa tuntut disita. Bukti termasuk kesaksian rekan Kim yang bilang mereka diskusikan transaksi saham, dan putusan Mahkamah Agung April lalu yang konfirmasi vonis pelaku utama. Untuk suap, jaksa tuduh Kim terima tas Chanel, kalung berlian, dan ginseng Korea senilai 80 juta won dari pemimpin Gereja Unifikasi Han Hak-ja, sebagai imbalan pengaruh. Pelanggaran dana politik melibatkan permintaan polling opini gratis dari broker kekuasaan. Jaksa bilang Kim “abai parah” dan tuntutan 15 tahun adalah batas atas untuk kejahatan bersamaan ini.
Respons Kim di Sidang Akhir: Mantan Ibu Negara Korsel Dituntut Penjara Selama 15 Tahun
Pada sidang Rabu, Kim tampil dengan setelan hitam sederhana, bicara untuk pertama kali setelah ditahan. “Tuduhan ini sangat tidak adil,” katanya, tapi lanjut: “Saat pikirkan peran dan tanggung jawab saya, jelas saya buat banyak kesalahan. Saya sangat menyesal atas kerugian yang disebabkan pada rakyat.” Dia tolak tuduhan suap dari Gereja Unifikasi, bilang itu “hadiah biasa”. Pengacara Kim minta hukuman ringan, klaim bukti lemah dan ini “kesalahan administratif”. Sidang ini emosional: Kim, yang dulu ikon gaya, kini hadapi kemungkinan penjara panjang. Putusan dijadwalkan 28 Januari 2026, dan kalau divonis bersalah, ini jadi preseden berat buat elite politik Korea.
Konteks Kasus dan Hubungan dengan Yoon Suk-yeol
Kasus Kim tak lepas dari suaminya, Yoon Suk-yeol, yang ditahan atas tuduhan pemberontakan karena deklarasi darurat militer Desember 2024. Jaksa tuntut Yoon hukuman seumur hidup atau hukuman mati, tuduhan pertama buat presiden Korea. Kim ditangkap 12 Agustus 2025 atas surat perintah, pertama buat ibu negara. Investigasi mulai dari manipulasi saham 2010-an, tapi meledak pasca-impeachment Yoon. Jaksa bilang Kim campur urusan negara, termasuk minta polling opini ilegal. Ini bagian gelombang korupsi pasca-martial law: jaksa tuntut 15 tahun juga buat mantan PM Han Duck-soo atas bantu Yoon. Kasus ini soroti korupsi elite, dengan 120 jaksa fokus satu target: pasangan mantan presiden.
Kesimpulan
Tuntutan 15 tahun penjara buat Kim Keon-hee adalah pukulan telak buat mantan ibu negara yang dulu jadi ikon. Dari manipulasi saham hingga suap Gereja Unifikasi, bukti jaksa kuat, meski Kim minta maaf atas “kesalahan”. Sidang akhir ini, setahun setelah kekacauan martial law, jadi simbol pembersihan politik Korea. Putusan Januari nanti bisa ubah nasib Yoon juga. Di negara yang sensitif soal korupsi, kasus ini ingatkan: tak ada imunitas buat elite. Rakyat Korea pantau ketat – keadilan harus adil, bukan politik.