pakistan-menyerang-afghanistan-melalui-jalur-udara

Pakistan Menyerang Afghanistan Melalui Jalur Udara. Pada 17 Oktober 2025, ketegangan di perbatasan Pakistan-Afghanistan memuncak lagi ketika Taliban mengumumkan “truce sudah berakhir” setelah Pakistan lakukan serangkaian serangan udara di wilayah selatan Afghanistan. Insiden ini, yang klaim puluhan nyawa sejak 11 Oktober, jadi babak baru konflik yang sudah panas sejak Taliban kuasai Kabul 2021. Serangan terbaru target Spin Buldak di Kandahar, di mana jet tempur Pakistan hantam posisi dugaan Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP)—kelompok militan yang Pakistan tuduh lindungi Taliban. Taliban balas tuduhan itu sebagai “agresi tak beralasan”, sementara Pakistan klaim strikes itu balasan atas serangan roket Taliban ke pos militer di Khyber Pakhtunkhwa. Di tengah upaya mediasi Qatar yang tawarkan dialog di Doha, konflik ini ingatkan betapa rapuhnya stabilitas regional pasca-penarikan AS 2021. Dengan korban sipil naik dan perdagangan perbatasan lumpuh, dunia tunggu langkah selanjutnya—apakah eskalasi atau jeda damai. BERITA VOLI

Latar Belakang Konflik: Dari TTP hingga Perbatasan Panas: Pakistan Menyerang Afghanistan Melalui Jalur Udara

Konflik ini tak lahir tiba-tiba—ia akar dari persaingan lama sejak Taliban ambil alih Afghanistan. Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), kelompok militan Sunni yang lahir 2007, sudah rugikan Pakistan ribuan nyawa melalui serangan bunuh diri dan bom sejak 2001. Pakistan tuduh Afghanistan jadi “safe haven” TTP sejak 2021, di mana ribuan pejuang latih di wilayah timur Kabul dan Khost. Taliban, yang ideologi mirip TTP, tolak tuduhan itu, sebut Pakistan “provokator” karena dukung serangan drone ke wilayah mereka.

Pemicu Oktober 2025: pada 11 Oktober, Taliban serang tujuh pos militer Pakistan di Khyber Pakhtunkhwa, klaim 20 tentara tewas—balasan atas serangan Pakistan di Paktika 9 Oktober yang hancurkan kamp TTP. Pakistan balas dengan airstrikes di Kabul, Khost, Jalalabad, dan Paktika, target “markas TTP” dan klaim 50 militan tewas. Taliban sebut itu “pembunuhan sipil”, dengan 15 warga tak bersalah jadi korban. Perbatasan 2.600 km ini, yang lintasi pegunungan Hindu Kush, selalu hotspot—sejak 2021, bentrokan naik 300 persen, rugikan perdagangan 2 miliar USD per tahun. Latar ini soroti betapa rumitnya: Pakistan butuh Afghanistan stabil untuk cegah TTP, sementara Taliban lihat Pakistan sebagai ancaman ke kedaulatan mereka.

Detail Serangan Udara: Target, Korban, dan Respons Militer: Pakistan Menyerang Afghanistan Melalui Jalur Udara

Serangan udara Pakistan terbaru, yang dimulai 9 Oktober dan lanjut 15 Oktober, fokus wilayah selatan dan timur Afghanistan. Pada 15 Oktober, jet F-16 Pakistan hantam Spin Buldak di Kandahar, dekat perbatasan, target “kompleks pelatihan TTP” menurut sumber militer Islamabad. Taliban klaim strikes itu hantam rumah sipil, tewaskan 12 warga termasuk tiga anak, dan lukai 25 lainnya—video amatir tunjukkan puing rumah dan asap tebal. Pakistan tolak klaim itu, sebut target akurat dan “nol korban sipil”, tapi intelijen independen seperti dari UNAMA konfirmasi setidaknya 8 warga tewas.

Respons militer cepat: Taliban kerahkan pasukan tambahan ke perbatasan, ancam balas dengan roket ke pos Pakistan. Pakistan, melalui juru bicara Angkatan Darat Mayor Jenderal Ahmed Sharif, sebut strikes itu “operasi defensif” untuk lindungi warga Pakistan dari TTP, yang klaim 200 nyawa tahun ini. Korban total sejak 11 Oktober capai 80 jiwa—40 di Afghanistan, 40 di Pakistan—termasuk tentara dan militan. Serangan ini tak berhenti di udara: Taliban serang konvoi truk Pakistan 16 Oktober, tewaskan 5 sopir. Detail ini soroti eskalasi cepat: dari roket kecil ke airstrikes, ancam stabilitas kawasan yang sudah rapuh pasca-penarikan AS.

Upaya Mediasi dan Implikasi Regional: Dari Doha ke Ancaman Eskalasi

Upaya mediasi langsung bergerak: Qatar tawarkan host dialog di Doha mulai 20 Oktober, undang perwakilan Taliban dan Pakistan untuk bahas ceasefire. Pada 14 Oktober, kedua negara sepakat 48-jam truce yang diperpanjang, tapi Taliban bilang “truce over” kemarin setelah strikes Kandahar. China, sebagai mediator utama, panggil duta besar keduanya untuk tekan gencatan senjata, ingatkan dampak perdagangan: perdagangan bilateral 5 miliar USD turun 30 persen sejak Oktober. India, tetangga dekat, khawatir eskalasi picu aliran pengungsi ke Kashmir.

Implikasi regional luas: konflik ini bisa picu TTP serang kota besar Pakistan seperti Peshawar, sementara Taliban kuasai lebih banyak wilayah perbatasan. PBB, melalui Sekjen Antonio Guterres, sebut “eskalasi berbahaya” dan minta akses kemanusiaan—2 juta warga perbatasan bergantung bantuan. Upaya Doha punya sejarah: kesepakatan 2021 bawa Taliban ke kekuasaan, tapi gagal tekan TTP. Implikasi jangka panjang: tanpa dialog, konflik ini bisa jadi proxy war baru, rugikan stabilitas Asia Selatan. Pakistan dan Taliban punya kepentingan sama—stabilitas—tapi dendam lama bikin perdamaian sulit.

Kesimpulan

Serangan udara Pakistan ke Afghanistan pada Oktober 2025 jadi babak baru konflik perbatasan yang sudah panjang, dari latar TTP hingga detail strikes Kandahar dan upaya mediasi Doha. Dengan korban puluhan dan perdagangan lumpuh, ini tak hanya soal militer—ia soal stabilitas regional yang rapuh. Pakistan lindungi warganya dari TTP, Taliban bela kedaulatan—tapi eskalasi tak beri pemenang. Dialog di Doha bisa jadi titik balik, tapi tanpa komitmen, perbatasan ini tetap hotline perang. Dunia tunggu langkah selanjutnya; semoga kali ini, perdamaian menang dari peluru.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *