pemimpin-gereja-unifikasi-korsel-terancam-ditangkap

Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Terancam Ditangkap. Pada September 2025, dunia dikejutkan oleh kabar bahwa pemimpin Gereja Unifikasi Korea Selatan, Hak Ja Han, terancam ditangkap akibat tuduhan penyalahgunaan dana dan aktivitas penipuan massal. Gereja Unifikasi, yang dikenal karena upacara pernikahan massalnya dan pengaruhnya yang luas, kembali menjadi sorotan setelah skandal yang melibatkan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada 2022. Ancaman penahanan ini menambah panjang daftar kontroversi yang menyelimuti organisasi tersebut, memicu pertanyaan tentang masa depan Gereja Unifikasi di Korea Selatan dan global. Artikel ini akan mengulas siapa pemimpin gereja saat ini, alasan ancaman penangkapan, pembelaan yang dikemukakan, serta implikasinya. BERITA BOLA

Siapa Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Saat Ini
Hak Ja Han, yang sering disebut sebagai “Ibu Sejati” oleh pengikutnya, adalah pemimpin Gereja Unifikasi sejak kematian suaminya, pendiri gereja Sun Myung Moon, pada 2012. Lahir pada 6 Februari 1943 di Korea Utara, Hak Ja Han menikah dengan Moon pada 1960 dan sejak itu menjadi tokoh sentral dalam gerakan ini. Setelah Moon wafat, ia mengambil alih kepemimpinan penuh, mengelola organisasi yang memiliki jutaan pengikut di seluruh dunia, termasuk di Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.

Di bawah kepemimpinannya, Gereja Unifikasi tetap aktif mengadakan upacara pernikahan massal, seperti yang digelar di Gapyeong, Korea Selatan, pada 2024, yang dihadiri ribuan pasangan. Hak Ja Han juga mengelola berbagai bisnis afiliasi gereja, termasuk media, properti, dan perusahaan senjata, yang menghasilkan pendapatan miliaran dolar. Meski berusia 82 tahun, ia tetap menjadi figur karismatik, meskipun kepemimpinannya kerap dikritik karena gaya otoriter dan tuduhan eksploitasi finansial terhadap pengikut.

Apa yang Membuat Dia Terancam Ditangkap
Ancaman penangkapan terhadap Hak Ja Han bermula dari penyelidikan otoritas Korea Selatan pada Agustus 2025 terhadap dugaan penyalahgunaan dana gereja dan penipuan sistematis. Pihak berwenang menuduh Gereja Unifikasi di bawah kepemimpinan Hak Ja Han memaksa pengikut untuk menyumbang dana besar dengan janji “keselamatan spiritual,” sebuah praktik yang dianggap melanggar hukum anti-penipuan Korea Selatan. Penyelidikan ini dipicu oleh pengaduan dari mantan anggota gereja yang mengaku kehilangan tabungan hidup mereka setelah didesak untuk “berdonasi” ratusan juta won.

Selain itu, kasus ini terkait dengan skandal yang lebih luas di Jepang, di mana pembunuhan Shinzo Abe pada 2022 oleh seseorang yang kesal atas hubungan ibunya dengan Gereja Unifikasi memicu pengawasan ketat terhadap organisasi tersebut. Di Korea Selatan, otoritas juga menyelidiki dugaan bahwa gereja menyembunyikan aset di luar negeri untuk menghindari pajak. Pada 10 September 2025, jaksa Seoul mengeluarkan perintah untuk memeriksa keuangan gereja, dengan kemungkinan penahanan Hak Ja Han jika bukti cukup kuat. Tekanan dari kelompok anti-kultus dan politisi oposisi di Korea Selatan semakin memperumit posisi Hak Ja Han.

Apakah Pemimpin Gereja Ini Mempunyai Pembelaan Tersendiri
Hak Ja Han dan perwakilan Gereja Unifikasi membantah keras tuduhan tersebut. Dalam pernyataan resmi pada 15 September 2025, gereja menyatakan bahwa semua donasi diberikan secara sukarela oleh pengikut sebagai bagian dari keyakinan spiritual mereka. Mereka menyebut penyelidikan ini sebagai “serangan politik” yang bertujuan melemahkan kebebasan beragama di Korea Selatan. Hak Ja Han sendiri, dalam pidato di acara gereja di Cheongpyeong pada 12 September 2025, mengklaim bahwa tuduhan ini adalah “fitnah dari musuh-musuh Tuhan” yang iri pada misi gereja untuk menyatukan dunia.

Pengacara gereja juga berargumen bahwa penyelidikan melanggar hak konstitusional untuk kebebasan beragama dan bahwa tidak ada bukti konkrit yang menunjukkan penipuan sistematis. Mereka menyoroti bahwa Gereja Unifikasi telah beroperasi secara legal selama puluhan tahun dan berkontribusi pada kegiatan amal, seperti bantuan bencana dan pendidikan. Selain itu, pengikut setia Hak Ja Han, terutama di Korea Selatan dan Jepang, menggelar demonstrasi kecil untuk mendukungnya, menuduh pemerintah melakukan “perburuan penyihir” terhadap organisasi keagamaan yang tidak konvensional.

Kesimpulan: Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel Terancam Ditangkap
Ancaman penangkapan terhadap Hak Ja Han menandai babak baru dalam kontroversi panjang yang melingkupi Gereja Unifikasi. Sebagai pemimpin organisasi yang berpengaruh namun kontroversial, Hak Ja Han menghadapi tuduhan serius yang dapat mengguncang kepercayaan pengikutnya dan operasi global gereja. Penyelidikan atas dugaan penipuan dan penyalahgunaan dana mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang praktik keuangan organisasi keagamaan besar. Meski gereja membela diri dengan tegas, tekanan hukum dan opini publik yang negatif menempatkan Hak Ja Han di posisi sulit. Ke depan, kasus ini akan menjadi ujian bagi keseimbangan antara kebebasan beragama dan akuntabilitas hukum di Korea Selatan, sekaligus menentukan masa depan Gereja Unifikasi di tengah dunia yang semakin skeptis terhadap praktik mereka.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *